JIKA AKU MENJADI GUBERNUR MAHASISWA
“Menjadi orang nomor satu dalam suatu
fakultas di perguruan tinggi negeri memang bukan sesuatu hal yang bisa dianggap
remeh. Usaha dan perjuangan yang gigih yang dibutuhkan untuk menjadi gubernur
mahasiswa yang dianggap berhasil. Perjuangan bukan hanya dilakukan ketika pra
pemilihan, tetapi perjuangan yang sebenarnya baru akan dimulai dan berbagai
tantangan akan dihadapi ketika terpilih menjadi seorang gubernur mahasiswa
terpilih.”
Bagiku menjadi
seorang pemimpin tidak bisa dianggap remeh. Kenapa? Karena menjadi seorang
pemimpin harus tegas, berani, jujur,cermat, terampil, kreatif, mandiri,
tangguh, dan mempunyai tanggung jawab yang sangat besar untuk mengatur
anggotanya. Menjadi seorang pemimpin bukan hanya sekadar memimpin tapi menjadi
pemimpin harus bisa menjadi contoh (teladan yang baik) dan memotivasi orang
lain. Seorang pemimpin juga harus memiliki wawasan yang luas, berfikirk kreatif
dan bisa menghadapi dan menyelesaikan masalah. Oleh karena itu, pemimpin selalu
dituntut untuk selalu bisa mengembangkan pikirannya agar orang yang memberi
mandat untuk menjadi pemimpin lebih yakin memilih untuk menjadi pemimpin yang
diidamkan. Tetapi, sebenarnya jiwa kepemimpian bisa dimiliki oleh siapapun karena sejak lahir jiwa itu sudah ada namun tergantung kita yang
bisa mengasahnya dan memanfaatkannya.
Menjadi mahasiswa
adalah hal yang luar biasa dan patut untuk disyukuri. Seorang mahasiswa
memiliki amanah yang sangat besar dari rakyat Indonesia dalam membuat keadaan
bangsa menuju kearah yang lebih baik. Seorang mahasiswa merupakan agen
perubahan dan masadepan Indonesia nanti sangat ditentukan dari pemuda, termasuk
mahasiswa. Gubernur mahasiswa adalah pemimpin yang dapat menentukan arah
pergerakan dari mahasiswa dalam melaksanakan amanahnya. Mahasiswa memiliki
amanah yaitu mencerdaskan diri dalam rangka memberi manfaat kepada bangsa dan
mengabdikan diri kepada masyarakat.
Untuk itu, jika
saya menjadi Gubernur Mahasiswa maka saya akan berusaha berbagi dan menerima
pengalaman-pengalaman dimana pengalaman-pengalaman tersebut akan dijadikan
acuan dalam menjalankan target-target yang ingin di capai. Saya juga akan lebih
menitikberatkan pada pergerakan mahasiswa berupa melakukan koordinasi setiap
mahasiswa dalam memberi manfaat pada bangsa namun tidak terlepas dari
pengembangan sumber daya mahasiswa. Terkait pendidikan, Indonesia saat ini
memiliki banyak masalah yang berawal dari kepribadian bangsa Indonesia sendiri
yang kurang baik termasuk para mahasiswa itu sendiri, untuk itu perlu
ditekankan pada peningkatan kecerdasan emosional dari mahasiswa itu sendiri,
tanpa kecerdasan emosional maka segala riset dan teknologi yang akan
dikembangkan oleh universitas atau fakultas sesuai dengan tri dharma perguruan
tinggi tidak mampu diaplikasikan dengan baik.
Untuk itu kegiatan akan mengembangkan
kecerdasan emosional mahasiswa dan pergerakan akan lebih diarahkan pada
penerapan peningkatan riset dan teknologiyang sudah ada dan kegiatan-kegiatan
lain dalam rangka bentuk pengabdian mahasiswa kepada masyarakat. Sehingga
mahasiswa dituntut untuk mengetahui informasi dari riset yang ada, lalu lebih
ditingkatkan dengan mengacu pada informasi-informasi dari keadaan zaman yang
disesuaikan dengan keadaan bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia saat ini memiliki
banyak masalah yang harusnya diperbaiki
dengan berbagai cara atau metode tertentu. Pendidikan akhlaq, iman dan taqwa
beserta penerapannya, pendidikan kewirausahaan dan penerapannhya, kegiatan seni
yang merupakan pengasah perasaan olahraga dengan menjujung tinggi nilai
sportifitas, dan semua ini sangat bergantung pada keselarasan hubungan
birokrasi di jajaran Universitas, fakultas dan gubernur mahasiswa menjadi garda
terdepan (perwakilan mahasiswa) dalam menyampaikan aspirasi-aspirasinya
sehingga diperlukan koordinasi yang baik untuk menjalankan amanah tersebut.
Untuk membuat
semuanya bisa berjalan dengan lancar tentunya seorang akademisi sudah
sepatutnya bertindak secara intelek dan realistis apabila menjadi gubernur
mahasiswa. Oleh karena itu, salah satu teori dalam manajemen telah
menginspirasi sehingga terbentuk grand design yang apik yang bisa dituangkan
dalam tulisan ini meliputi tahap-tahap berikut : Plan, Do, Check, Action (PCDA).
Atau Planning, organizing, actuiting
controling dengan pengertian sederhana ialah adanya perencanaan, adanya
organisasi, dikerjakan, dievaluasi/ dikontrol. Strategi yang dilalui
melalui tahapan tersebut ialah melihat, merasakan dan melakukan perubahan.
Organisasi akan terbentuk organiasi yang baik ketika ingin mencapai tujuan
harus efektif dan efisien. Namun sebaliknya, organisasi akan amatiran ketika
dalam mencapai tujuan kurangnya pemikiran yang sistematis, mendalam dan
strategis yang pada akhirnya tidak sesuai dengan visi-misi awal yang dijunjung.
Hal yang tidak bisa diabaikan dalam organisasi adalah manajemen waktu. Beberapa
target dalam suatu organisasi yang berjalan kurang optimal dan tidak sesuai
dengan waktu yang ditentukan yang akan memiliki kesan ketinggalan dan
berakhir pada kegagalan. Maka dari
itu, seorang pemimpin atau gubernur
mahasiswa seharusnya memiliki sikap tegas dan kritis terhadap waktu.
Jika seandainya
saya menjadi gubernur mahasiswa, manajemen organisasi dan manajemen waktu
bukanlah hal sulit untuk diatasi bahkan mudah untuk dibasmi dengan koordinasi.
Namun, yang menjadi tantangan dan hambatan yakni mengubah bahkan menghapuskan
paradigma dan problematika mahasiswa saat ini yaitu di hadapi dengan
kebijakan-kebijakan pemerintah dalam negeri yang menimbulkan dilema tersendiri
dan diharuskan memilih mempertahankan
nilai idealisme atau tidak memperdulikan nilai idealisme dengan lebih
mementingkan nilai realita yang ada.
Jika seandainya
saya menjadi gubernur mahasiswa, masalah-masalah tersebut seharusnya bisa
terkendali dengan bersama-sama berjuang untuk mengatasi masalah yang maraknya
terjadi dan pada akhirnya dibalik masalah tersebut muncul sebuah nilai yang
khusus untuk mahasiswa sehingga mahasiswa menjadikan mahasiswa yang saya pimpin
secara tidak langsung menjadi mahasiswa yang madani.
FKIP
MADANI 2014 :) :) :)
Jika seandainya
saya menjadi gubernur mahasiswa, masalah-masalah tersebut seharusnya bisa
terkendali dengan bersama-sama berjuang untuk mengatasi masalah yang maraknya
terjadi dan pada akhirnya dibalik masalah tersebut muncul sebuah nilai yang
khusus untuk mahasiswa sehingga mahasiswa menjadikan mahasiswa yang saya pimpin
secara tidak langsung menjadi mahasiswa yang madani.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar